Ratusan Siswa SMPN 8 Kupang Diduga Keracunan Makanan MBG, Ini Kronologinya

Makanan Program MBG diduga sebabkan keracunan, puluhan aiswa SMPN 8 Kupang dirawat. [Foto Dok. Redaksi]

LIPUTAN TIMOR, KUPANG - Dugaan keracunan massal terjadi di SMP Negeri 8 Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, setelah ratusan siswa mengeluhkan gejala mual, muntah, dan diare usai menyantap makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Senin (21/7).

Hingga Selasa malam (22/7), lebih dari 100 siswa telah dilarikan ke tiga rumah sakit rujukan, yakni RSUD S.K. Lerik, RS Mamami, dan RS Siloam Kupang. Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, dr. Maxi Nenotek, menyebutkan bahwa jumlah korban yang dirawat mencapai 125 orang, dengan 80 siswa dirawat di RS Mamami, 27 di RS Siloam, dan 18 lainnya di RS S.K. Lerik.

“Gejala mereka mirip: mual, muntah, sakit perut, dan sebagian diare. Dugaan awal adalah keracunan makanan, tapi kami masih menunggu hasil uji laboratorium,” ujar dr. Maxi kepada media.

Sejumlah siswa mengaku makanan yang disajikan saat makan siang memiliki bau dan rasa yang tidak biasa. Menu MBG hari itu terdiri dari nasi, rendang sapi, tahu, dan sayur. Salah satu siswa menyebutkan bahwa tahu terasa asam dan rendang tampak belum matang.

Merespons kejadian tersebut, Wali Kota Kupang, Christian Widodo, langsung mengunjungi para siswa yang dirawat. Ia memastikan seluruh biaya pengobatan ditanggung oleh Pemerintah Kota Kupang.

“Ini masalah serius. Kami minta tim kesehatan dan BPOM segera lakukan investigasi menyeluruh. Kami tidak akan mentolerir kelalaian dalam pelaksanaan program MBG,” tegas Widodo saat meninjau RSUD S.K. Lerik.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kupang turut melakukan pemeriksaan sampel makanan dan dapur penyedia. Kepala BPOM Kupang, Hermina Ndun, menyatakan bahwa pihaknya telah mengambil sampel untuk uji mikrobiologi dan kimia guna memastikan sumber kontaminasi.

Hingga berita ini diturunkan, hasil laboratorium masih dalam proses analisis. Pihak sekolah dan penyedia katering belum memberikan pernyataan resmi, namun program MBG di sekolah tersebut untuk sementara dihentikan sambil menunggu kejelasan kasus.

Program MBG sendiri merupakan kebijakan Pemerintah Kota Kupang yang diluncurkan pada awal tahun ajaran 2025 untuk mendukung gizi siswa di sekolah-sekolah negeri. Kasus ini menjadi sorotan publik karena menyangkut keamanan pangan bagi anak-anak.

Pemerintah Kota berkomitmen akan mengevaluasi seluruh rantai distribusi dan kualitas penyediaan makanan MBG agar insiden serupa tidak terulang.


(Red)

Next Post Previous Post