Mahasiswa IAKN Kupang Demo Rektor Terkait Pemberhentian Tiga Pejabat Kampus

Aksi Mahasiswa IAKN Kupang desak Rektor terkait pemecatan pejabat kampus. (Foto : Ferdi Tanesib)

LIPUTAN TIMOR, KOTA KUPANG - Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Kupang melakukan aksi demonstrasi pada Selasa (5/8), 

Menuntut penjelasan terbuka dari Rektor IAKN Kupang terkait pemberhentian tiga pejabat kampus yang dinilai dilakukan secara sepihak.

Aksi unjuk rasa dimulai dari depan SMK Negeri 8 Kupang dan berakhir di halaman kampus IAKN Kupang. 

Para mahasiswa menyuarakan tuntutan agar pihak rektorat menjelaskan dasar dan mekanisme pemberhentian yang dianggap tidak sesuai prosedur serta tanpa pemberitahuan atau surat peringatan.

“Kami datang bukan untuk melawan, tetapi menuntut keadilan. Seharusnya ada mekanisme yang jelas, bukan pemberhentian sepihak tanpa penjelasan,” ujar Koordinator Lapangan dalam orasinya.

Lebih lanjut, massa aksi juga menyoroti sejumlah persoalan internal kampus, termasuk dugaan kasus pelecehan oleh oknum dosen terhadap mahasiswa dan ancaman untuk mempersulit tugas akhir korban. 

Mahasiswa menyatakan akan menempuh jalur hukum untuk menangani kasus tersebut.

“Selain persoalan pemecatan, kami juga menyoroti adanya dugaan kasus pelecehan dan bahkan perselingkuhan yang terjadi di lingkungan kampus. Namun sampai saat ini, Rektor dinilai tidak mampu menyelesaikan masalah tersebut,” lanjut sang korlap.

Ketua BEM IAKN Kupang, Fisaldo Meliason Manafe, menyatakan bahwa kedatangannya bukan sebagai pribadi, melainkan sebagai perwakilan mahasiswa yang menanggung aspirasi banyak pihak.

“Kalau keputusan Rektor sesuai prosedur, saya akan mendukung. Tapi kalau tidak sesuai, saya akan melawan,” tegas Fisaldo.

Dalam aksi tersebut, mahasiswa juga mempertanyakan keterlibatan aparat kepolisian dalam pengamanan, padahal mereka hanya datang menyampaikan aspirasi.

“Kami bukan pencuri. Kenapa datang menyampaikan aspirasi harus dikawal polisi?” tanya salah satu peserta aksi.

Mahasiswa sempat berusaha menemui Rektor, namun informasi yang mereka terima simpang siur. Ada pihak yang menyebut Rektor sedang berada di Alor, kemudian disebut sedang dalam perjalanan, dan belakangan dikatakan berada di Universitas Kristen (Unkris) Kupang.

“Tiga informasi berbeda tentang keberadaan Rektor membuat kami bingung. Kami butuh kejelasan,” ujar massa aksi.

Jika tidak ada pertemuan langsung dengan Rektor, mahasiswa menyatakan akan melanjutkan aksi dalam bentuk jilid-jilid hingga mempertimbangkan penyegelan kampus sebagai bentuk protes.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak Rektor IAKN Kupang terkait tuntutan mahasiswa.

(Ferdi Tanesib)

Next Post Previous Post