Mubes IV IKAS Kupang: Wadah Kolaborasi Masyarakat Sumba untuk Pembangunan Daerah

Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo saat menghadiri Mubes IV IKAS Kupang, Jumat (5/9). 

LIPUTAN TIMOR, KOTA KUPANG - Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo menghadiri Musyawarah Besar (Mubes) IV Ikatan Keluarga Asal Sumba (IKAS) Kupang dan Sekitarnya yang digelar di Aula Rumah Jabatan Wali Kota Kupang, Jumat (5/9/2025).

Acara pembukaan berlangsung khidmat dan dihadiri langsung oleh Wakil Gubernur NTT, Irjen Pol (Purn) Drs. Johni Asadoma, M.Hum, yang secara resmi membuka kegiatan tersebut. Hadir pula Plt. Ketua Umum IKAS Kupang Edy Gana, Wakil Ketua Dewan Penasehat IKAS Piet Djami Rebo, Ketua Panitia Mubes Jhon Hawalu, serta sekitar 300 peserta dari berbagai wilayah.

Dalam sambutannya, Wali Kota Christian Widodo menyampaikan apresiasi tinggi terhadap eksistensi dan peran strategis IKAS dalam kehidupan sosial kemasyarakatan di Kota Kupang.

“IKAS bukan kapal yang berlabuh di dermaga, tetapi kapal yang berlayar, menerjang gelombang, dan membelah lautan masalah yang dihadapi Kota Kupang,” tegasnya.

Ia menambahkan, selama lebih dari enam dekade, IKAS telah menjadi rumah pembinaan bagi masyarakat Sumba dan berhasil melahirkan banyak kader potensial di berbagai sektor, mulai dari akademisi hingga birokrat dan tokoh masyarakat.

“Kalau kita bersama-sama, kita bukan lagi setetes air, tetapi samudera luas,” ujar Wali Kota dengan penuh semangat.

Sementara itu, Wakil Gubernur NTT, Johni Asadoma, menekankan bahwa organisasi seperti IKAS harus menjadi lokomotif perubahan, bukan sekadar tempat silaturahmi. Ia menilai penggunaan istilah "Mubes" menunjukkan keseriusan dan visi besar organisasi tersebut.

“Mubes itu bukan main-main. Kalau IKAS memakainya, artinya ada semangat besar untuk berkontribusi nyata bagi NTT,” katanya.

Wagub juga menyoroti isu-isu pembangunan seperti rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), tingginya angka stunting, hingga pengelolaan keuangan rumah tangga. Ia memberikan contoh konkret terkait pola konsumsi masyarakat.

“Kalau Rp50 ribu per hari yang biasanya untuk sirih-pinang, miras, dan rokok kita alihkan untuk telur, susu, atau kacang hijau, saya yakin stunting bisa hilang dalam lima tahun,” tegasnya.

Plt. Ketua Umum IKAS Kupang, Edy Gana, menjelaskan bahwa Mubes IV semula dijadwalkan pada Juli 2025 namun baru bisa dilaksanakan pada awal September karena kendala teknis.

“Mubes ini juga dirangkai dengan seminar bertema Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan, untuk menggali gagasan solutif terhadap persoalan sosial ekonomi masyarakat,” jelas Edy.

Ia juga menyampaikan terima kasih atas dukungan dari Pemerintah Kota Kupang dan Pemerintah Provinsi NTT, serta seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan acara.

Mubes IV IKAS Kupang dijadwalkan berlangsung selama dua hari dan diharapkan dapat melahirkan kepengurusan baru serta program-program kerja strategis dan aplikatif. Momen ini menjadi titik awal kolaborasi yang lebih kuat antara masyarakat Sumba di Kupang dengan pemerintah daerah dalam menghadapi tantangan pembangunan yang kompleks.

(Red)

Next Post Previous Post