Jumlah Penumpang Laut dan Penerbangan di NTT Meningkat Tajam pada Juli 2025
![]() |
| Kepala BPS Provinsi NTT, Matamira B. Kale. [Foto Dok. Redaksi] |
LIPUTAN TIMOR, KOTA KUPANG - Mobilitas penduduk di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami peningkatan signifikan pada Juli 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTT mencatat peningkatan ini terjadi pada moda transportasi udara maupun laut, meskipun sejumlah wilayah masih terdampak erupsi Gunung Lewotobi dan Ile Lewotolok.
Kepala BPS Provinsi NTT, Matamira B. Kale, menyebutkan bahwa meningkatnya aktivitas masyarakat dipicu oleh pelaksanaan berbagai event daerah yang digelar sepanjang Juli. Hal ini mendorong lonjakan pergerakan penduduk, baik keluar maupun masuk wilayah NTT.
“Jumlah penerbangan dari dan ke NTT pada Juli 2025 naik 16,83 persen dibandingkan Juni 2025. Jika dibandingkan dengan Juli tahun lalu, peningkatannya mencapai 5,89 persen,” ujar Kale dalam keterangannya, Senin (1/9).
Bandara Komodo di Labuan Bajo, Manggarai Barat, menjadi yang tertinggi dalam peningkatan jumlah penerbangan, yakni tercatat sebanyak 234 penerbangan selama Juli. Sebaliknya, Bandara A.A. Bere Tallo–Haliwen di Atambua, Belu, mengalami penurunan terbanyak, dengan selisih 16 penerbangan.
Kenaikan penerbangan sejalan dengan meningkatnya jumlah penumpang angkutan udara. Total penumpang naik sebesar 22,45 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Bandara Komodo kembali mencatat pertumbuhan tertinggi, dengan tambahan 29.539 penumpang. Sementara itu, Bandara Wunopito di Lewoleba, Lembata, mengalami penurunan jumlah penumpang terbanyak, yakni 301 orang.
Di sektor transportasi laut, tren serupa juga tercermin. Jumlah pelayaran kapal laut di NTT meningkat 14,46 persen dibandingkan Juni 2025 dan tumbuh 9,63 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Jumlah penumpang kapal laut juga meningkat 34,45 persen dibandingkan Juni. Namun bila dibandingkan dengan Juli 2024, justru turun sebesar 26,05 persen,” ujar Kale.
Pelabuhan Tenau di Kupang mencatat kenaikan jumlah penumpang tertinggi, dengan total 57.073 penumpang. Sebaliknya, Pelabuhan Waingapu di Sumba Timur mengalami penurunan paling signifikan.
Meski masih terdapat gangguan alam seperti erupsi gunung berapi, BPS menilai bahwa peningkatan mobilitas ini menunjukkan geliat positif dalam aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat di NTT.
(Red)


.jpg)