Kupang Jadi Tuan Rumah Regional Meeting LPCRPM Muhammadiyah se-Nusra dan Bali

LIPUTAN TIMOR, KOTA KUPANGDalam rangka memperkuat jaringan dakwah dan konsolidasi organisasi hingga ke tingkat akar rumput, LPCRPM Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggelar Regional Meeting LPCRPM se-Nusa Tenggara dan Bali yang dipusatkan di Kota Kupang. Kegiatan berlangsung selama tiga hari sejak Senin, 11 Agustus hingga Rabu, 13 Agustus 2025, dan akan ditutup di Desa Teliu, Kecamatan Amanuban Timur, Kabupaten TTS.

Acara yang dihadiri oleh utusan dari berbagai wilayah di Nusa Tenggara dan Bali ini bertujuan mempercepat pembentukan cabang dan ranting Muhammadiyah di daerah-daerah, terutama wilayah yang selama ini belum tersentuh secara optimal.

Ketua LPCRPM PWM NTT sekaligus Rektor Universitas Muhammadiyah Kupang, Prof. Dr. Zainur Wula, S.Pd., M.Si, menyatakan dukungan penuh atas kegiatan ini. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antar struktur Muhammadiyah di semua level untuk memperluas manfaat dakwah di bidang pendidikan, kesehatan, dan sosial.

“Kita saling bantu, saling topang. Dengan begitu, dakwah kita semakin luas menjangkau masyarakat dari kota sampai desa,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua PWM NTT, Muksin, S.Ag., MH, menyampaikan bahwa dari 22 kabupaten/kota di NTT, baru 19 PDM yang terbentuk. Masih ada tiga kabupaten yakni Sabu Raijua, Rote Ndao, dan Kabupaten Kupang yang belum memiliki kepengurusan daerah.

“Jumlah cabang kita sudah cukup baik, yaitu 96 PCM. Tapi PRM atau ranting masih sangat sedikit. Ini karena keterbatasan kader di tingkat bawah,” ungkapnya.

Ia berharap kegiatan ini menjadi pemicu semangat bagi para pimpinan cabang agar dapat menggandeng masyarakat setempat dan membentuk ranting-ranting baru.

Ketua LPCRPM PP Muhammadiyah, H. M. Jamaluddin Ahmad, S.Psi., Psikolog, dalam penyampaian materinya menjelaskan bahwa kekuatan Muhammadiyah justru berada di tingkat paling bawah, yaitu cabang, ranting, dan masjid.

“Kampus besar, tapi yang menyentuh langsung masyarakat ya cabang dan ranting. Kalau cabang dan ranting hidup, ideologi akan kuat, gerakan akan terasa manfaatnya,” katanya.

Ia juga menekankan pentingnya pendataan dan digitalisasi organisasi. “Besok kita mulai praktik langsung input data. Muhammadiyah itu organisasi modern, harus berbasis data,” tegasnya.

Jamaluddin juga menambahkan bahwa secara nasional, Muhammadiyah menargetkan pembentukan cabang di 60% kecamatan dan ranting di 40% kelurahan. Saat ini, baru tercapai 57% untuk cabang dan 20% untuk ranting.

“Masih banyak pekerjaan rumah, khususnya di wilayah timur seperti NTT. Tapi kalau kita bersatu, kampus, PWM, dan PDM bergerak bersama, target ini bukan hal yang mustahil,” tambahnya.

Acara ini juga menjadi momentum penguatan ideologi Muhammadiyah, yang menurut Jamaluddin, harus dimulai dari para pimpinan dan pengurus.

Dengan berlangsungnya kegiatan ini di Kupang, diharapkan geliat Muhammadiyah semakin terasa di seluruh pelosok Nusa Tenggara dan Bali, menjawab tantangan zaman dengan gerakan yang menyentuh, terukur, dan memberi manfaat nyata bagi semua kalangan.

(Red)

Next Post Previous Post