Melki Laka Lena Dorong Sinergi Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat Bangun Pendidikan NTT

LIPUTAN TIMOR, KOTA KUPANG - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Emanuel Melkiades Laka Lena, menegaskan pentingnya sinergi antara keluarga, sekolah, dan masyarakat—yang disebutnya sebagai “tiga batu tungku” pendidikan—sebagai kunci utama dalam membangun mutu pendidikan yang unggul, berkarakter, dan berorientasi pada kewirausahaan di NTT.

Hal tersebut disampaikan Gubernur Melki saat menggelar audiensi bersama 51 Kepala SMA, SMK, dan SLB, serta para Ketua OSIS SMA/SMK se-Kabupaten Sikka di Aula SMA Negeri 1 Maumere, Jumat (24/10). 

Kegiatan bertajuk “Ayo Bangun NTT dari Sekolah” ini menjadi ruang dialog terbuka antara pemerintah provinsi dan pelaku pendidikan guna mempercepat perbaikan mutu pendidikan di daerah.

“Pendidikan di NTT saat ini tidak sedang baik-baik saja. Karena itu, kita harus hidupkan kembali tiga batu tungku pendidikan: sekolah, keluarga, dan lingkungan. Kita akan siapkan Peraturan Gubernur untuk memastikan sinergi ini berjalan nyata,” tegas Melki.

Pendidikan Holistik: Akademik, Karakter, dan Kewirausahaan

Dalam arahannya, Gubernur Melki menyoroti melemahnya peran keluarga dalam mendampingi anak-anak belajar di rumah. Ia mendorong pendekatan pendidikan holistik yang mengintegrasikan tiga aspek utama: akademik, moral-karakter, dan kewirausahaan.

“Sekolah, keluarga, dan masyarakat memiliki peran saling melengkapi. Masing-masing bertugas mengembangkan potensi akademik, menanamkan nilai moral, serta menumbuhkan semangat kewirausahaan bagi anak-anak,” ujarnya.

Gubernur juga mengingatkan pentingnya semangat gotong royong di lingkungan pendidikan sebagai nilai dasar dalam membangun kebersamaan.

“Gotong royong tidak boleh hilang. Kita harus saling bantu, baku tambah, dan baku dukung untuk kemajuan bersama. Gotong royong adalah semangat dasar Pancasila yang kami bawa dalam kepemimpinan Melki–Johni,” tuturnya, disambut tepuk tangan peserta.

Guru Jadi Kunci Perubahan

Lebih lanjut, Gubernur meminta para Kepala Sekolah untuk terus mengevaluasi metode pembelajaran agar lebih kreatif, menyenangkan, dan relevan dengan perkembangan zaman. 

Ia menilai bahwa keberhasilan pendidikan tidak hanya bergantung pada fasilitas, melainkan pada kualitas guru dalam mentransfer ilmu dan membentuk karakter siswa.

“Masalah kita bukan hanya sarana, tetapi kemampuan guru dalam menyalurkan ilmu dan nilai. Guru harus menjadi inspirasi dan teladan bagi murid,” tambahnya.

Dorong Kemandirian Sekolah Lewat Program OVOP

Sebagai bentuk nyata kolaborasi antara dunia pendidikan dan pembangunan ekonomi daerah, Gubernur Melki juga mendorong pengembangan program One Vocational School One Product (OVOP), turunan dari gerakan One Village One Product yang diinisiasi Pemerintah Provinsi NTT.

Ia memberikan apresiasi kepada SMK Lela, yang telah menerapkan konsep One School One Product, bahkan hingga One Class One Product, melalui berbagai inovasi seperti kerajinan tangan dari bahan daur ulang dan minyak penenang alami hasil karya siswa.

Siswa Antusias, Pemerintah Siap Dengar Suara Generasi Muda

Audiensi ditutup dengan sesi dialog interaktif yang diwarnai antusiasme para siswa. Mereka menyampaikan gagasan dan harapan terhadap masa depan pendidikan di NTT, sekaligus mengapresiasi keterbukaan pemerintah.

“Kesempatan berdialog langsung dengan Gubernur menunjukkan bahwa pemerintah benar-benar mau mendengar suara kami,” ujar salah satu Ketua OSIS peserta kegiatan.

Dengan semangat kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat, Pemerintah Provinsi NTT optimistis mampu mewujudkan pendidikan yang bermutu, berkarakter, dan mandiri, sejalan dengan visi “Ayo Bangun NTT dari Sekolah.”

(Red)

Next Post Previous Post